Halo.



Lama juga waktu yang aku butuhkan untuk menyadari keberadaanmu.
Enggan rasanya membuka pesan dari yang tak kukenal.
Lelaki yang mengirim permintaan pesan langsung, mungkin kamu tahu, tak hanya kamu.
Asumsiku saat itu, kamu termasuk golongan orang yang memiliki tendensi banal.
Kebiasaan buruk memang langsung menilai, sementara data yang ada belum kuramu.
Interpretasi awal dari pesanmu, untungnya, tidak berubah jadi kesalahan fatal.

Bernapas sedikit lega akhirnya bisa kulakukan setelah kita berbalas pesan.
Unggahan di media sosial meyakinkanku balik mengikutimu bukan suatu hal salah.
Dalam waktu lebih dari setahun, kamu sudah cukup tahu tentang diriku melalui cuitan.
Ibarat magnet berbeda kutub, aku tertarik dengan alur berpikirmu menanggapi suatu masalah.
Memutar suara hujan buatan jadi rutinitas pendamping obrolan yang baru bisa lewat tulisan.
Aneh memang hidupku saat ini dipenuhi ketidaksengajaan yang dapat kukatakan indah.
Namun, aku memang merindukan interaksi yang dapat memberi sensasi (ny)aman.

Komentar

Postingan Populer